Langsung ke konten utama

Indonesia patut berbangga karena pesilat Hanifan Yudani Kusumah berhasil meraih medali emas ke-29 untuk Indonesia. Namun momen tersebut rupanya jadi spesial karena Hanif tiba-tiba menuju tribun VVIP.
Dirinya menuju kursi Presiden Jokowi dan ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia Prabowo Subianto. Setelah memeluk satu-satu, Hanif pun memeluk keduanya berbarengan. Tentu saja momen tersebut adalah momen langka yang jarang terjadi.
Momen ini kemudian mendapat tepuk tangan meriah dari seluruh penonton yang hadir di Padepokan Pencak Silat TMII. Jokowi lewat akun Facebook dan Instagram-nya mengunggah momen tersebut disertai caption yang menyentuh.

1. Tulis Caption Menyentuh

"Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah, sore tadi. Begitu dinyatakan sebagai peraih medali emas kelas C setelah menundukkan Nguyen Thai Linh asal Vietnam, pesilat putra Hanifan Yudani Kusumah merayakan kemenangannya dengan berlari keliling arena lalu naik ke tribun penonton tempat saya duduk bersama Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia, Bapak Prabowo Subianto.
Kami bertiga -- Hanifan, saya dan Pak Prabowo -- pun berpelukan dalam selubung merah putih.
Selamat untuk Hanifan, seluruh atlet pencak silat Indonesia, pelatih dan jajaran pengurus, yang mempersembahkan 14 medali emas untuk kontingen Indonesia diAsian Games 2018.
Dengan perolehan medali 30 emas, 22 perak, dan 35 perunggu sampai hari ini, Indonesia berada di posisi keempat -- sebuah pencapaian baru yang menjadi sejarah bagi dunia olahraga negeri ini," tulis Presiden Jokowi. 

2. Sandiaga Uno Komentari Momen Tersebut


Olahraga memang punya kekuatan untuk mempersatukan. Buktinya ada saat Prabowo dan Jokowi yang notabene adalah 'musuh' di pilpres 2019 berpelukan bersama dengan Hanifan, atlet Pencak Silat yang berhasil memenangkan medali emas.
Tentu saja momen tersebut mendapatkan applause yang sangat meriah. Diluar arena, momen tersebut juga menjadi perbincangan hangat di netizen social media.
Tak jauh beda dengan Sandiaga Uno. Cawapres yang diusung oleh Prabowo ini ikut berbicara mengenai momen unik dan langka tersebut, dan mengatakan jika ada pesan penting yang bisa diambil. 

3. "Saya Sempat Merinding.'

"Saya sempat merinding lihat kemarin (momen berpelukan Jokowi dengan Prabowo). Itu yang saya inginkan. Kita semua bersaudara. Tidak perlu lagi gontok-gontokan," kata Sandiaga di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Kamis (30/8) seperti dilansir dari Brilio.
Mantan wakil gubernur DKI Jakarta ini mengatakan jika momen pelukan antara Jokowi dan Prabowo ini adalah salah satu momen persatuan bangsa. Semoga saja momen ini sekaligus menurunkan tensi politik yang panas beberapa waktu yang lalu.
"Momen kemarin itu spesial sekali. Rakyat Indonesia menunggu-nunggu hal tersebut. Masyarakat ingin politik yang teduh. Politik yang rukun dan damai. Akan kita kemas itu nanti," tutupnya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

'Nak terkencing nampak harimau melintas'

“HENDAK terkencing pun ada apabila harimau liar muncul secara tiba-tiba di depan mata,” kata Shahrul Azwan Abdul Halil menceritakan detik ketika bertembung dengan harimau di Taman Negara Kuala Tahan, Jerantut, hari ini. Shahrul Hazwan, 27, berkata, ketika kejadian 3.45 petang itu, dia dan tiga rakannya, Wan Kamarul Iznan Wan Ahmad Nazri, Wan Iqbal Fikri Wan Ahmad Nazri dan Wan Noriman Syah Wan Mohd Adat dalam perjalanan dari Kuala Tahan ke Kampung Pagi. Katanya, apabila tiba di Bukit Dedari, tiba-tiba seekor harimau keluar dari hutan berhampiran untuk melintas jalan raya dilalui mereka. “Kami semua tergamam dan membiarkannya melintas jalan ke hutan di seberang jalan, kami menghentikan kereta dan tidak membunyikan hon kerana bimbang mendatangkan kemarahannya. “Ini kali pertama saya lihat harimau liar di depan mata secara ‘live’. Walaupun saya membesar di Taman Negara Kuala Tahan, bukan mudah hendak melihatnya kerana kita tidak tahu bila ia akan muncul,” katanya kepada N...

Tak Kuat Lihat Fadli Disemprot Ngabalin, Neno Warisman Kabur! Nyalinya Kok Langsung Ciut?

Rabu (29/8/2018), TvOne menggelar acara "Dua Sisi" dengan menghadirkan Aktivis #2019GantiPresiden Neno Warisman dan Waketum Gerindra Fadli Zon versus Sekjen PPP Arsul Sani dan Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin. Topik panas yang dibahas adalah Kebebasan Berekspresi Berujung Persekusi". Namun, terjadi insiden menarik ketika Ngabalin ngamuk dan nyemprot Fadli Zon karena telah menuduh aparat kepolisian biadab terkait dengan insiden "persekusi" Neno Warisman saat hendak menghadiri aksi deklarasi #2019GantiPresiden di Pekanbaru Riau. Mungkin lantaran tak kuat menyaksikan Fadli diserang Ngabalin dengan dan nada suara dan intonasi yang sarat dengan ekspresi murka, Neno tiba-tiba meninggalkan acara "Dua Sisi" tanpa pamit. Seperti dikutip tribunwow.com (30 Agustus 2018), insiden berawal ketika Arsul Sani menanggapi pernyataan Neno yang menyatakan jika deklarasi Ganti Presiden tidak bermuatan politik. Arsul pun bertanya-tanya, apakah Neno tidak melakuka...