Langsung ke konten utama

4 Pengakuan Mengejutkan Pengeroyok Haringga Sirla hingga Tewas


Polisi terus menyidik kasus penganiayaan Haringga Sirla, suporter Persija yang tewas dikeroyok oknum bobotoh di area parkir Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Delapan orang telah menjadi tersangka dalam kasus ini.
Mereka adalah Budiman Adang (41), Goni Abdulrahman (20), Cepy Gunawan (20), Aditya Anggara (19), Dadang Supriatna (19), Joko Susilo (31), SM (17), dan DF (16).
Pada Rabu, 26 September 2018, mereka digiring ke lokasi kejadian untuk menjalani rekonstruksi penganiayaan Haringga Sirla. Ada 16 adegan yang diperagakan para tersangka yang disaksikan lima saksi.
"Ini untuk memberikan gambaran kepada jaksa penuntut umum (JPU) dan penyidik saat persidangan terkait peran para tersangka," kata Kasatreskrim Polrestabes Bandung Ajun Komisaris Besar M Yoris Maulana, Rabu (26/9/2018).
Dari rekonstruksi itu, terungkap pengakuan dari mulut para penganiaya Haringga Sirla. Mereka tega menghabisi nyawa suporter Persija itu dengan beragam cara hingga korban tewas. Apa saja? Berikut ini pengakuan mengejutkan dari penganiaya Haringga Sirla.

1. Melihat Haringga Sirla Tersungkur



Budiman Adang, salah satu tersangka menuturkan saat detik-detik penganiayaan itu terjadi. Kala itu, Adang yang melihat Haringga tersungkur sempat berupaya untuk mencegah aksi brutal massa. Namun, usaha itu tak diindahkan para pelaku.
"Saya minta mereka berhenti, tapi enggak didengarkan. Saya mau melindungi, tapi terdorong-dorong kerumunan," ucap Budiman.
Aksi pemukulan dalam rekonstruksi diawali oleh Budiman. Ia memukul menggunakan besi sebanyak tiga kali di bagian kepala korban.

2. Pukul Pakai Keling Tangan



Setelah itu, SM ikut memukul dengan tangan kiri. Aksi SM tidak cukup sampai di situ, ia mundur sejenak sambil membawa keling tangan dan memukul Haringga tiga kali di bagian kepala.
Penganiayaan dilanjutkan oleh Dadang yang menendang korban sebanyak dua kali di bagian kepala. Tak lama berselang, Goni pun menendang punggung korban dua kali.

3. Massa Sudah Terprovokasi



Setelah itu, Dede Supriadi yang dalam kasus ini menjadi saksi, berlari ke arah kerumunan dan berusaha melerai. Namun, massa yang saat itu sudah terprovokasi tak mengindahkan permintaan Dede.
"Saya teriak stop, tapi massa banyak sekali. Saya juga sadar diri, saya tidak pakai atribut Persib," katanya.
Usaha Dede menghentikan penganiayaan itu tak membuahkan hasil, karena saat itu, pelaku Aditya menghampiri korban dan memukul dengan tangan kosong sebanyak dua kali di bagian pipi Haringga. Tak berhenti, dia melanjutkan aksinya dengan menendang di bagian pinggang korban.

4. Bakar Kartu Anggota



Aditya sempat membakar kartu tanda anggota (KTA) The Jakmania milik korban. Lalu dia kembali menendang Haringga empat kali. Mengaku terbawa suasana, Aditya membawa kayu dan memukul korban.
DF yang masih di bawah umur ikut menendang dua kali dengan kaki kanan, dua kali ke arah punggung dan menendang ke arah perut. Teman DF, Cepy pun ikut menendang Haringga sebanyak dua kali.
Teman DF dan Cepy, yakni Joko, juga memukul wajah korban dua kali dan menendang tubuh korban dua kali.
Penganiayaan berakhir setelah polisi menembakkan gas air mata ke arah kerumunan. Tak lama kemudian, ambulans dan pihak keamanan berada di lokasi.
Artikel Asli

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Ide Nyeleneh Orang Perbaiki Barang Rusak Ini Bikin Kita Enggak Habis Pikir

Saat  barang  rusak, sebagian orang mungkin menggantinya dengan barang baru. Tapi tak sedikit orang memilih untuk memperbaiki barang rusak bagaimanapun caranya. Ya kadang ada ide tak terduga yang muncul di kepala kita saat mengerjakan sesuatu, seperti halnya memperbaiki  barang  rusak. Mulai dari menggunakan barang aneh, sampai diubah menjadi barang tak terduga. Dirangkum dari berbagai sumber berikut ini merupakan ide kocak orang-orang saat betulin  barang . Ada yang kreatif, ada pula yang bikjin tepuk jidat. 1. Gak kesampaian jadi nahkoda kapal 2. Bisa sambil gowes 3. Yang penting bisa duduk 4. Kok kepikiran ya? 5. Kreatif idenya... 6. Standar motor gaya ceker ayam 7. Sayang kalau dibuang 8. Sepeda VVIP 9. Cukur pakai garpu 10. Knalpot go green --------------------------------------------------------------------------------- insurance Understanding Insuran...
Indonesia patut berbangga karena pesilat Hanifan Yudani Kusumah berhasil meraih medali emas ke-29 untuk Indonesia. Namun momen tersebut rupanya jadi spesial karena Hanif tiba-tiba menuju tribun VVIP. Dirinya menuju kursi Presiden  Jokowi  dan ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia  Prabowo Subianto . Setelah memeluk satu-satu, Hanif pun memeluk keduanya berbarengan. Tentu saja momen tersebut adalah momen langka yang jarang terjadi. Momen ini kemudian mendapat tepuk tangan meriah dari seluruh penonton yang hadir di Padepokan Pencak Silat TMII. Jokowi lewat akun Facebook dan Instagram-nya mengunggah momen tersebut disertai caption yang menyentuh. 1. Tulis Caption Menyentuh "Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah, sore tadi. Begitu dinyatakan sebagai peraih medali emas kelas C setelah menundukkan Nguyen Thai Linh asal Vietnam, pesilat putra Hanifan Yudani Kusumah merayakan kemenangannya dengan berlari keliling arena lalu naik ke tribun penonton tempat saya duduk bers...

'Nak terkencing nampak harimau melintas'

“HENDAK terkencing pun ada apabila harimau liar muncul secara tiba-tiba di depan mata,” kata Shahrul Azwan Abdul Halil menceritakan detik ketika bertembung dengan harimau di Taman Negara Kuala Tahan, Jerantut, hari ini. Shahrul Hazwan, 27, berkata, ketika kejadian 3.45 petang itu, dia dan tiga rakannya, Wan Kamarul Iznan Wan Ahmad Nazri, Wan Iqbal Fikri Wan Ahmad Nazri dan Wan Noriman Syah Wan Mohd Adat dalam perjalanan dari Kuala Tahan ke Kampung Pagi. Katanya, apabila tiba di Bukit Dedari, tiba-tiba seekor harimau keluar dari hutan berhampiran untuk melintas jalan raya dilalui mereka. “Kami semua tergamam dan membiarkannya melintas jalan ke hutan di seberang jalan, kami menghentikan kereta dan tidak membunyikan hon kerana bimbang mendatangkan kemarahannya. “Ini kali pertama saya lihat harimau liar di depan mata secara ‘live’. Walaupun saya membesar di Taman Negara Kuala Tahan, bukan mudah hendak melihatnya kerana kita tidak tahu bila ia akan muncul,” katanya kepada N...